5 Cara Sekolah Mempersiapkan Tahun Ajaran Baru dengan Baik 

Generic selectors
Exact matches only
Search in title
Search in content
Post Type Selectors

5 Cara Sekolah Mempersiapkan Tahun Ajaran Baru dengan Baik 

Mempersiapkan tahun ajaran baru dan awal masuk sekolah menjadi hal yang sangat penting dan menentukan kelangsungan proses pendidikan dan aktifitas belajar para siswa dan guru.

Proses pendidikan, kegiatan siswa dan guru dalam menjalankan program sekolah merupakan suatu rangkaian yang saling terkoneksi dan terintegrasi dengan nilai dan kultur sekolah. Sejalan lurus dalam urutan adan alur yang dibuat dalam kerangka kurikulum operasional sekolah.

Oleh karenanya sekolah perlu mempersiapkan proses itu semua dengan baik sejak mengawali tahun ajaran baru bersama siswa dan guru serta seluruh staf sekolah, dengan melibatkan pihak-phak terkait seperti orang tua dan masyarakat.

Bagaimana cara sekolah mempersiapkan kegiatan awal masuk sekolah, agar memberikan dampak terhadap keberlangsungan proses pendidikan secara baik dan terintegrasi dengan nilai-nilai dan kultur sekolah serta sejalan dengan tujuan dan program sekolah, sebagaimana tertuang dalam kurikulum operasional sekolah?

  1. Rancang kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) yang menyenangkan dan sesuai dengan tujuan sekolah

Masa pengenalan lingkuangan sekolah (MPLS) merupakan hari-hari di mana seluruh siswa dan guru serta staf sekolah melakukan orientasi pemahaman terhadap tujuan sekolah yang suidah direncanakan. 

Kemudian untuk para siswa baru, juga para tenaga pengajar yang baru bergabung di sekolah, MPLS adalah momen dimana mereka mengenal dengan baik hal-hal yang lebih dalam dan informatif tentang sekolah. Mereka mengenal lebih dekat lingkungan sekolah, baik secara fisik maupun sosial.

Hindari membuat kegiatan MPLS yang tidak ada kaitannya dengan tujuan dan substansi MPLS itu sendiri, misalnya dengan melakukan kegiatan perpeloncoan, pelecehan terhadap siswa baru, atau aktifitas yang konyol dan membahayakan.

Sekolah perlu membuat aturan yang jelas dan disosialisasikan dengan baik kepada seluruh warga sekolah, termasuk orang tua dan petugas dinas terkait. Sehingga kegiatan MPLS terarah dan terhindar dari pelanggaran aturan sebagaimana yang sudah tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru (Permendikbud No. 18/2016).

  1. Buat kerangka kegiatan pembelajaran siswa sesuai dengan visi misi dan tujuan pendidikan

Kegiatan pembelajaran siswa harus dilihat sebagai kerangka strategis menentukan arah dan tujuan belajar. Memberikan pijakan-pijakan dan tuntunan yang baik dan tepat, agar siswa mudah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Oleh karenanya para guru harus membuat perencanaan yang baik, terstruktur dan memiliki rujukan yang beragam agar aktifitas belajar menjadi lebih kaya dan kreatif.

Pertama-tama guru mendalami dokumen kurikulum sekolah; tujuan sekolah, program sekolah, kompetensi dasar atau capaian pembelajaran  yang diuraikan ke dalam tujuan pembelajaran, dengan hal itu guru kemudian membuat alur tujuan pembelajaran.

Alur ini merupakan deskripsi singkat tentang bagaimana para siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sudah dirancang oleh guru.

  1. Sosialisasikan aturan dan kebijakan sekolah

Apa itu aturan dan kebijakan sekolah? ia adalah perangkat informasi yang berisi segenap peraturan sekolah, uraian tata tertib dan berbagai ketentuan yang mendukung terselenggaranya proses pendidikan dan pengajaran dengan baik.

Sekolah perlu mempersiapkan peraturan sekolah yang jelas, tertulis dan tersosialisasikan dengan baik untuk dipahami dan disepakati oleh berbagai pihak, utamanya para guru, staf dan juga orang tua siswa.

Sekolah juga perlu menjelaskan berbagai kebijakan, baik kebijakan lama maupun kebijakan baru atau perubahan serta penyempurnaan, dan disosialisasikan kepada seluruh stakeholder secara jelas dan terbuka.

Kemudian terlebih penting lagi, aturan dan kebijakan sekolah haruslah tertulis dan mendukung kemaslahatan bersama serta pelayanan siswa secara adil dan merata.

  1. Rancang kegiatan awal yang kreatif dan menyenangkan

Awal masuk sekolah sesungguhnya masa di mana para peserta didik memulai aktifitas bersama dengan teman-teman mereka setelah melewati liburan, mereka ada di masa transisi pasca liburan yang sedikit banyak berpengaruh secara psikologis dan kesiapan belajar.

Para peserta didik baru saat memulai awal tahun ajaran baru, mengenal lingkungan yang baru, serta bertemu dengan teman-teman baru, ibarat belajar bersosialisasi dan berinteraksi dengan “keluarga baru’ mereka.

Sekolah adalah miliu kedua setelah di rumah untuk memfasilitasi anak tumbuh dan berkembang dalam koridor pendidikan yang baik.

Oleh karena itu kegiatan awal tahun harus memberikan motivasi belajar, rasa aman dan nyaman bagi peserta didik baru.

Rancang aktifitas awal tahun dengan kegiatan yang kreatif, kolaboratif dan memfasilitasi seluruh siswa interaksi bersama teman sekelas, guru, dan warga sekolah lainnya. Hindari membuat kegiatan yang terlalu monoton dan terlalu didominasi oleh guru atau kakak kelas.

Fasilitasi mereka dengan ragam kegiatan bermakna, membuka ruang dan waktu untuk kesempatan berkspresi, mengeksplorasi hal-hal seru di dalam area sekolah.

  1. Pembentukan dan penguatan kultur positif dan kolaboratif di sekolah

Setiap anak di sekitar kita melihat kita, bahkan mereka sedang belajar meniru kita. Apa yang dimulai, yang diucapkan, yang dilakukan, akan membuat rekaman peristiwa, membentuk pola.

Kultur sekolah adalah landasan dalam membentuk perilaku setiap individu di sekolah. Para pendidik dan tenaga pendidikan menjadi role model dalam memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan kultur yang dianut sekolah.

Oleh karena itu sekolah perlu membuat budaya hidup positif, supportif dan memberikan pengalaman yang menyenangkan sejak awal masuk sekolah. 

Setiap aktifitas mencerminkan gambaran umum tentang bagaimana mereka akan menjadi warga sekolah yang berkarakter, berbudaya dan saling menghargai sesama. Tentunya upaya untuk mencapai itu tidak cukup dengan kegiatan pengajaran lewat ceramah di kelas atau di aula sekolah. 

Realisasi dan implementasi kultur positif dilakukan dalam program yang integratif dan konstruktif bersama siswa, guru dan juga melibatkan orang tua.

Budaya kolaboratif dibangun sejak awal masuk sekolah. Dengan demikian seluruh warga sekolah menjalani proses belajar dan berkegiatan dengan menyenangkan, nyaman dan penuh keterlibatan untuk saling mendukung.

Bagikan supaya bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *