Youtuber Peduli Pendidikan di Papua
Kepedulian terhadap pendidikan adalah sikap yang sangat terpuji dan menunjukkan kehormatan diri, baik dalam kapasitas sebagai bagian dari putra-putri bangsa, ataupun sebagai kreator, seabagi inspirator yang berdedikasi atas capaiannya.
Demikian juga dengan salah seorang YouTuber dan streamer terkenal Indonesia Windah Basudara, yang berencana akan membangun sebuah sekolah alam di Papua, bernama “Sekolah Alam Bakti Toleransi”.
Tujuan aksinya ini untuk meningkatkan akses pendidikan di wilayah yang masih mengalami banyak tantangan, seperti kelaparan dan ketidakmerataan dalam hal pendidikan.
Aksi sosial ini akan dilakukan lewat kerja sama dengan Cakra Abhipraya Responsif dan dukungan dari sumbangan viewers/followers YouTube Windah, ini menunjukan komitmennya untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat di Papua.
Masyarakat Papua dapat dikatakan kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain, memiliki tantangan besar dalam dunia pendidikan, dengan geografi yang sulit diakses dan akses pendidikan yang tidak merata.
Hal ini membuat banyak anak-anak di Papua mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas.
Hal itulah yang membuat Windah memilih untuk mendirikan sekolah di Papua, selain dipicu oleh kebutuhan mendesak dan akses pendidikan yang kurang memadai.
Windah ingin menyuarakan perubahan, menjadi jendela untuk membuka lebih banyak mata dan mengetuk lebih banyak hati, sehingga masyarakat diluaran sana tergerak dan peduli dengan kehidupan masyarakat di Papua.
Windah Basudara dikenal sebagai Youtuber gaming yang terkenal asal Indonesia. Saat itu, melalui Motion Ime Festival 2023 Windah berhasil mengumpulkan donasi signifikan dari 100% penjualan tiketnya. Kemudian hasilnya ini mendapatkan sekitar Rp903.709.178, dan didonasikan ke Yayasan Cakra Abhipraya.
Hasilnya tersebut digunakan Windah Basudara untuk membangun “Sekolah Alam Bakti Toleransi” di Papua, yang bekerja sama dengan Yayasan Cakra Abhipraya. Pembangunan sekolah ini telah dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Windah, yang juga mengunjungi sekolah dasar di lokasi untuk memeriksa kondisi kelas yang sangat tidak layak.
Inisiatif ini diharapan agar anak-anak mendapatkan kualitas pendidikan yang baik, dapat menanam kebaikan jangka panjang di Papua, dan memberikan lingkungan belajar yang lebih baik bagi anak-anak di Papua Pegunungan.