
Bagikan
Bagaimana anak mencontoh orangtua mereka?
Orangtua, baik Ayah atau Ibu, atau orang dewasa lainnya adalah model yang paling ideal di masa awal-awal tumbuh kembang anak di lingkungan rumahnya. Seorang ahli hubungan keluarga menceritakan kisah seorang ayah yang pulang kerja dan dimarahi oleh putranya karena terus menatap gadgetnya, alih-alih mendengarkan apa yang dikatakan putranya. Di bangkuntempat duduk di area olahraga, seorang Ayah terlihat menyemangati anak-anak yang sedang bertanding sepintas, menyoraki sejenak, namun kembali wajahnya fokus ke layar telepon selularnya.
Seorang Ibu, mengeluh dan mengumpat saat mengetahui masakannya gosong karena ia lupa mengecilkan api. Seorang Ibu lebih asyik menatap layar TV sambil mengatakan letak kaus kaki putranya yang sedang mencarinya, daripada menoleh dan berbicara langsung untuk menunjukkan letaknya.

Situasai yang terjadi di atas itu adalah bagian dari ‘modeling behavior”, pemodelan perilaku. Yaitu perilaku orangtua yang, disadari atau tidak, kerap dicontoh oleh anak-anak mereka.
Beberapa kebiasaan dan preferensi ayah atau Ibu kita tertanam dalam jalinan akan menjadi siapa kita kelak — bahkan karakteristik itu, di masa muda kita, sering kita abaikan. Anak-anak tanpa disadari oleh kita, atau mungkin kita sadari juga sejak kecil meniru perilaku kita. Beberapa meniru perilaku orang lain yang memiliki hubungan emosional dengan mereka.
Apa yang dilakukan oleh orangtua menjadi pelajaran riil dan aktual sebagai patron perilaku bagi anak-anak. Juga di sekolah, bagaimana teman sebaya, guru dan orang-orang di sekitar memberikan pengaruh terhadap pembentukan perilaku. Oleh jarenanya kita perlu memperhatikan apa yang kita ucapkan, apa yang kita lakukan terhadap anak-anak, di rumah dan di sekolah.
Berikut hal-hal yang acapkali dijadikan model oleh anak-anak dari perilaku orang dewasa di sekitarnya:
1. Bagaimana orangtua mengatasi suatu kesalahan
Saat orangtua melakukan kesalahan, entah disengaja atau tidak terhadap anaknya, atau terhadap oranglain, lalu bagaimana orangtua mengatasi perilaku salah dengan berkata atau bertindak dan itu diketahui oleh anak, maka anak akan merekam cara tersebut. Orangtua yang tidak mengakui bahwa itu kesalahan dia dengan melakukan manipulasi atau berapologi, secara tidak disadari anak-anak akan melihat polanya. Meniru gaya dan ungkapannya.
2. Bagaimana orangtua menyelesaikan masalah
Apakah Anda termasuk ‘good promblem solver?’ Atau Anda selalu bereaksi negatif jika menghadapi situasi sulit seperti masalah ban mobil kempes, listrik padam di malam hari, keterlambatan datang ke stasiun kereta, kehilangan barang kesayangan, atau terjebak di tengah kemacetan yang cukup lama. Jika Anda termasuk pengumpat dan mudah emosi menghadapi masalah tersebut, ketahuilah, mungkin ada perilaku tersebut pada anak Anda.
3. Bagaimana kita “mengatakan” untuk diri sendiri dan orang lain
Banyak Ayah atau Ibu senang mengatakan sesuatu tentang diri mereka di hadapan anak-anak. Atau bagaimana Anda ketika berbicara dengan tamu Anda. Saat Anda menyampaikan sebuah permohonan atau sanggahan kepada lawan bicara Anda. Anak-anak memperhatikan dan mengambil sebagian atau keseluruhan sikap Anda dalam situasi itu.
Di masa pertumbuhan dasar anak, penyerapan informasi secara auditori amat kuat pengaruhnya di dalam otak. Selanjutnya visual anak akan lebih peka merekam setiap gerakan dan kejadian di hadapannya kemudian menjadi model perilaku untuknya.
4. Bagaimana kita meminta maaf dan memperbaiki (kesalahan)
Perilaku meminta maaf dan memperbaiki kesalahan adalah model yang patut dicontohkan untuk anak-anak. Ketika kita berbuat atau melakukan kesalahan, ungkapkan kalimat yang jelas bahwa itu adalah kesalahan kita, kemudian katakan “saya minta maaf”. Sebagai reaksi positif daripada kita berdebat dan mempertahankan argumen sedemikian rupa, walau itu mungkin kita lakukan. Di hadapan anak, perilaku keberanian dan ketulusan meminta maaf adalah perilaku mulia yang seharusnya dipelajari oleh anak sejak dini.
5. Bagaimana kita menavigasi konflik
Konflik adalah situasi perselisihan dan perbedaan pandangan atau argumen yang serius. Ketidaksepakatan antara ide dan kepentingan. Cara orangtua menavigasi adanaya konflik, baik antara Ayah dengan Ibu, dengan orangtua, mertua atau tetangga, menunjukkan kemampuan keterampilan memenej situasi dan emosi. Konflik ringan dapat diselesaikan dengan cara yang lebih mudah. Begitupun konflik yang berat, sejauh mana orangtua mengarahkan pokok permasalahan atau akar konflik menjadi tersentral pada area untuk membicarakannya sebagai tahapan penyelesaian. Perilaku mendahulukan proses komunikasi dalam menavigasi konflik dapat menjadi model yang amat baik untuk anak-anak. Karena biasanya anak-anak memiliki sifat impulsif, jika mereka tidak terbiasa menyaksikan metode komunikasi yang positif dari orangtuanya, kelak ia mudah marah, atau memukul kawannya.
6. Bagaimana kita mendengarkan (pembicaraan) orang lain.
Keterampilan mendengarkan tidak muncul pada anak-anak dengan sendirinya. Keterampilan mendengarkan harus dilatih dan juga dicontohkan. Apakah Anda termasuk orangtua yang sering memotong percakapan anak saat meminta sesuatu? Apakah Anda termasuk orangtua yang biasa langsung menyelesaikan rengekan anak dengan imbalan atau hadiah? Ketahuilah itu adalah sebuah model bahwa Anda bukan pendengar yang baik. Saat anak menangis meminta sesuatu, Anda hanya perlu bertanya, “Apa yang kamu inginkan nak?” Agar anak itu mau berbicara dan Anda siap mendengarkan. Pola itu akan ngajak Anak untuk memahami, bahwa tangisan bukan untuk mencapai apa yang ia inginkan, dan jakan lebih baik jika ia mengatakannya, karena Ayah atau Ibu pasti akan mendengarkan.
Kita adalah model perilaku bagi anak-anak kita. Sikap-sikap negatif berikut umumnya ditiru oleh anak sebagai bentuk ‘modeling behavior’:
· Kikir
· Pendendam
· Possessive
· Memotong pembicaraan
· Tidak mau mengalah
· Mendominasi
· Boros
· Tidak higienis / jorok
· Suka meminta
· Menyalahkan orang lain
· Mengumpat
· Mengeluh
· Menyakiti hewan
· Memukul
Sebagai orangtua, tugas kita memberikan hak-hak anak sesuai dengan fitrahnya. Pendidikan yang kongkret adalah perilaku yang dicontohkan secara nyata. Selebihnya adalah pengetahuan yang akan diserap sesuai dengan kemampuan dan anugerah Tuhan yang telah ada dalam setiap anak. Mari berikan yang terbaik dari diri kita dan berikan kemerdekaan anak untuk menjadi dirinya sendiri.
[BungRam-11062021]
