Mengembangkan Growth Mindset Dalam Diri Anak
Bagaimana Mengembangkan 'Growth Mindset' Dalam Diri Anak?
Sebagai orang tua, Anda memainkan peran besar dalam memengaruhi pola pikir anak-anak Anda, jadi penting bagi Anda untuk mencontohkan mindset berkembang untuk anak-anak Anda. Menunjukkan kepada anak-anak Anda bahwa Anda senang dengan tantangan, melihat kesalahan sebagai kesempatan belajar, dan memahami nilai dari latihan dan mencoba berbagai strategi akan sangat membantu dalam mengembangkan mindset berkembang mereka.
Memahami ‘mindset’
Sebuah mindset berkembang adalah keyakinan yang mendasari bahwa kemampuan dapat dikembangkan melalui usaha dan praktek. Anak-anak dengan pola pikir berkembang dapat bertahan dalam menghadapi tantangan karena mereka memahami bahwa usaha dan kerja keras dapat mengubah kemampuan dan kecerdasan.
Sementara pola pikir tetap – fixed mindset adalah keyakinan bahwa kecerdasan itu statis, dan tidak dapat diubah. Ketika anak-anak memiliki fixed mindset, mereka cenderung mudah menyerah ketika menghadapi rintangan, karena mereka percaya bahwa mereka tidak memiliki apa yang diperlukan untuk mempelajari hal-hal yang sulit
Apa yang bisa orang tua lakukan untuk menumbuhkan dan menguatkan mindset berkembang pada anak?
Orang tua sering bertanya-tanya apa yang bisa mereka lakukan dan katakan untuk menumbuhkan pola pikir anak mereka dari tetap menjadi tumbuh.
Salah satu faktor penting untuk dapat mengembangkan kecerdasan ini adalah keyakinan bahwa kecerdasan adalah hasil kerja keras dan belajar. Orang tua perlu menanmkan visi berikut kepada anak-anak mereka:
1. Ajari Anak Anda bahwa berbuat kesalahan itu dalam belajar itu tidak apa-apa
Mindset ini sebenarnya secara alami sudah biasa dilakukan orang tua dalam masa tumbuh kembang anak, ketika merek mulai belajar mencoba atau belajar sesuatu yang baru. Namun kebanyakan pola iini berubah menjadi tekanan dan cemooh saat anak mulai beranjak besar. Kesalahan atau kegagalan sering menjadi malapetaka bagi anak, kemudian menjadi fixed mindset.
2. Ajari mereka untuk mencoba ide dan pendekatan baru untuk memecahkan masalah
Berbagai masalah dan tugas memerlukan strategi dan metode yang berbeda untuk diselesaikan. Jika anak Anda sedang bergumul dengan suatu masalah, tanyakan apakah ada cara lain yang mungkin berhasil untuk memecahkan masalah tersebut.
3. Ajari mereka untuk tetap berusaha menyelesaikan masalah yang sulit, meski mereka tidak dapat melihat solusi akhir.
Beberapa masalah memerlukan beberapa langkah untuk diselesaikan. Anda mungkin mendapati anak Anda yang hamper putus asa ketika mengerjakan tugas dan ia merasa sulit. Dorong dia untuk mencoba dan meyakininya bahwa kadang orang perlu bersabar dan sedikit lebih lelah dalam mencapai sesuatu yang ingin dicapai. Maka berusaha dan kerja keras adalah kunci keberhasilan dalam tugas apapun.
4. Tanamkan kepada mereka mereka, “kesalahan membantu otak saya tumbuh”
Dr Carol Dweck berulang kali mendorong guru untuk mengingatkan siswa bahwa kesalahan membantu otak mereka tumbuh. Dia mengajarkan bahwa ketika seseorang dengan mudah menemukan jawaban, mereka telah menunjukkan pengetahuan yang telah mereka miliki tanpa mempelajari apa pun. Ketika seseorang membuat kesalahan, mereka dipaksa untuk mencari tahu mengapa dan kemudian belajar sesuatu yang baru dalam prosesnya.
Menggunakan pepatah “Kesalahan Membuat Brian Saya Tumbuh” tidak hanya menghilangkan rasa takut akan kemungkinan salah, tetapi juga memvalidasi upaya yang diperlukan untuk membuat kesalahan.
5. Ajari mereka untuk memperhatikan pendekatan mereka dalam pemecahan masalah
Ini bukan hanya memastikan mereka mengikuti serangkaian langkah untuk menyelesaikan makalah bahasa Inggris mereka atau melakukan algoritme matematika. Ini meminta mereka untuk melihat bagaimana mereka sendiri memilih untuk memecahkan masalah.
Apakah mereka menggambar untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang mereka coba pecahkan? Apakah mereka mencari pertanyaan spesifik yang ditanyakan oleh sebuah tugas?
Anda dapat bertanya kepada anak Anda bagaimana mereka memutuskan untuk memecahkan masalah atau memuji mereka karena berhenti untuk memikirkan pendekatan mana yang harus diambil untuk memecahkan masalah.
6. Ajari mereka untuk berbicara tentang kesalahan
Yang ini bukan tentang tampil rendah hati. Anda ingin anak Anda merasa nyaman mendiskusikan apa yang tidak berhasil, sehingga mereka belajar mendiskusikan pendekatan untuk memecahkan masalah dan menyelesaikan pekerjaan.
Ini dapat membantu mereka belajar mengidentifikasi apa yang telah mereka coba yang tidak berhasil, sehingga mereka dapat mencoba lagi dan menemukan apa yang berhasil. Ini juga akan membantu mengembangkan keterampilan yang baik untuk bekerja dengan orang lain, keterampilan yang mendapatkan nilai di tempat kerja.
Lebih penting untuk mengupayakan umpan balik mindset berkembang daripada menjadi sempurna. Semakin Anda mengadopsi sikap ini, semakin anak Anda akan melakukannya.
Hal ini juga berlaku untuk anak Anda. Bahkan jika guru anak Anda percaya bahwa setiap anak dapat memperkuat kecerdasan mereka melalui pembelajaran, anak Anda mungkin memiliki saat-saat di mana mereka tidak yakin apakah mereka akan mampu menguasai sesuatu . Hanya mengingatkan mereka untuk terus berusaha.
[RAM-Agt-22-2022]
Bagikan supaya bermanfaat
Explore

Inilah Daftar Negara Teraman di Dunia
World Population Review baru-baru ini merilis daftar negara-negara teraman di dunia. Selain juga menyebutkan beberapa negara yang tidak aman.
Dalam indeks perdamaian global, ada sekitar 20 negara teraman di dunia. Islandia menduduki perungkat ke-1.

Net Zero di Indonesia: Tantangan, Dampak, dan Solusi Menuju Masa Depan Berkelanjutan
Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mencapai Net Zero emisi karbon, mulai dari ketergantungan pada energi fosil hingga deforestasi. Namun, dengan strategi yang tepat seperti transisi energi terbarukan dan kebijakan lingkungan yang kuat, Indonesia dapat mewujudkan masa depan yang lebih hijau. Temukan solusi dan langkah konkret dalam artikel ini!

Mengapa Orang Berbuat Curang?
Mengapa orang berbuat curang? Temukan alasan di balik perilaku ini dalam artikel kami. Dari faktor psikologis hingga pengaruh sosial, kami menjelaskan berbagai motivasi yang mendorong individu untuk mengambil jalan pintas. Baca selengkapnya untuk memahami kompleksitas kecurangan dan bagaimana kita dapat mengatasinya. Artikel ini mengajak Anda untuk menggali lebih dalam tentang fenomena kecurangan dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana Mengatasi Perilaku ‘Cheating’ Pada Anak
Perilaku mencontek (cheating) dalam kegiatan belajar kadang dipandang umum dan menjadi lumrah karena beberapa alasan. Namun tidak sedikit dampak dari perilaku itu menjadi lebih mengkhawatirkan tatkala sudah menjadi kebiasaan.
Di dunia kampus dan dunia kerja, perilaku cheating menjelma jadi perilaku indisipliner, kecurangan, perjokian, budaya suap, dan lain sebagainya.
Rekomendasi

Refleksi Keimanan dan Ketakwaan Seorang Muslim Pasca Ramadan

Net Zero di Indonesia: Tantangan, Dampak, dan Solusi Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Problematika literasi masyarakat, akar masalah dan tantangannya

Negeri Bobrok: Ketika Hukum Bisa Dibeli dan Korupsi Merajalela
