Merdeka Dari “Penjara” Kesenangan Orang Lain

Merdeka Dari "Penjara" Kesenangan Orang Lain

 

Don’t be so rough with yourself

Hiding from everyone else

Learn to take care of yourself

We are who we ah-ah-are

You’ve got to live with yourself

So don’t keep doubting yourself

Don’t be so rough with yourself

    Angels of my better nature, I believe in you

    Flutter up upon my shoulder, tell me what to do

I can’t be a people pleaser anymore

I can’t be a people pleaser anymore

I am not an automaton

I’ve got my own thoughts and dreams

I can’t be a people pleaser anymore….                               

    -Kate Miller – Heidke-

Pernahkah Anda merasakan, apa yang Anda lakukan sesungguhnya bukan murni dari keinginan Anda sendiri, bukan sebuah ungkapan pikiran, atau realisasi perasaan sendiri? Seperti kutipan beberapa bait dari  lirik lagunya Kate Miller di atas, “Jangan terlalu keras pada diri sendiri,  bersembunyi dari orang lain, belajarlah untuk peduli terhadap diri sendiri. …Anda harus hidup dengan diri Anda sendiri. … Aku  tidak bisa lagi menjadi orang yang harus menyenangkan orang lain lagi,  aku bukan robot,  aku punya pikiran dan impianku sendiri. Aku tidak bisa menjadi orang yang harus menyenangkan orang lain lagi”.

Isi lagu Kate Miller – Heidke itu menggambarkan tentang upaya memerdekakan diri dari “penjara persepsi” dan mengikuti keinginan atau kesenangan orang lain. Dalam istilah psikologi sosial itu disebut dengan ‘people pleaser’.

jika Anda familiar dengan hal-hal seperti yang disebutkan oleh Ilene Straus Cohen, Ph.D berikut;

 1.        Memfokuskan pada kehidupan orang di sekitar selain diri Anda sendiri.

2.        Percaya bahwa memedulikan diri sendiri itu salah.

3.        Tidak merasa berharga kecuali orang lain memvalidasi Anda.

4.        Merasa susah di dalam hati saat perasaan atau pikiran Anda tidak diterima  oleh orang lain.

5.        Menyalahkan (diri sendiri) atas apa yang orang lain lakukan untuk diri mereka sendiri.

6.        Membungkam suara hati Anda sendiri karena khawatir membuat orang lain tidak nyaman.

7.        Menghindari konfrontasi dengan segala cara tanpa perlu alasan.

8.        Tidak tahu apa itu batasan atau bagaimana menerapkannya.

9.        Mencari persetujuan, validasi, dan nilai dari orang lain.

10.       Menunggu orang lain untuk berubah dan tidak menyadari bahwa kekuatan untuk perubahan hanya bergantung pada Anda.

11.       Lebih memilih diam untuk hal yang Anda tidak setuju dari tindakan orang lain, atau sebagian kecil selalu Anda lakukan dan menjadi bagian dari ciri Anda, maka ketahuilah, Anda termasuk orang yang ‘people pleaser’.

Definisi ‘people pleaser’

People-pleaser adalah sebutan bagi seseorang yang selalu berusaha menyenangkan orang-orang di sekitarnya, dan memiliki kecenderungan untuk melakukan apapun agar orang-orang di sekitarnya tidak kecewa terhadapnya. Seorang ‘people pleaser’ akan lebih mementingkan perasaan, anggapan, atau kebaikan orang lain daripada dirinya sendiri.

Banyak orang yang memilih dirinya tidak nyaman, dan membiarkan temannya, kolega kerjanya, atau pasangannya berbuat semaunya atau berkata seenaknya tanpa merasa bahwa Anda tentu akan terganggu atau tersakiti.

Sesungguhnya Anda memiliki hak untuk berkata “maaf Aku tidak suka, Aku tidak nyaman dengan pernyataan kamu, atau terhadap sikap kamu dalam hal ini”. Karena Anda memiliki hak dan nilai yang Anda wajib pertahankan berdasarkan kata hati dan pikiran bebas Anda. Anda memiliki  hak atas opini, perasaan, dan ide Anda sendiri. Anda di sini bukan untuk menjadi ‘tempat sampah emosional’ bagi orang lain, dan tujuan hidup Anda bukanlah untuk membuat orang lain merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri. Karena Anda tidak bertanggung jawab atas kehidupan orang lain — hanya kehidupan Anda sendiri atau keluarga Anda yang perlu menjadi perhatian Anda.

Menghindari berada di posisi ‘people pleaser’ tentu berhubungan dengan pola pikir dan bagaimana Anda dibesarkan dalam suatu kultur keluarga dan sosial yang memberikan kebebasan, kemerdekaan memilih.

Bebaskan diri Anda dari menjadi ‘people pleaser’

Berikut beberapa tips dari Susan Newman, seorang psikolog sosial dan penulis buku ‘The Book of No: 250 ways to say it-and mean it and stop people pleasing forever’ yang bisa Anda lakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri, sikap positif terhadap diri sendiri dan kemampuan untuk bebas dari keinginan untuk membuat orang lain senang, menghadirkan kenyamanan untuk semua orang, atau memenuhi harapan dan kepuasan setiap orang yang berinteraksi dengan Anda;

1. Sadarilah bahwa Anda punya pilihan.

Orang yang menyenangkan hati sering kali merasa harus mengatakan ya ketika seseorang meminta bantuan mereka. Ingatlah bahwa Anda selalu punya pilihan untuk mengatakan tidak, kata Newman.

2. Tetapkan prioritas Anda.

Mengetahui prioritas dan nilai membantu Anda mengerem untuk menyenangkan orang lain. Anda tahu kapan Anda merasa nyaman mengatakan tidak atau mengiyakan. Tanyakan pada diri Anda, “Apa hal terpenting bagi saya?”  saran Newman.

3. Masukkan apa yang orang lain inginkan ke dalam “gudang” pikiran Anda

Kapan pun seseorang meminta bantuan Anda, tidak apa-apa untuk mengatakan bahwa Anda harus memikirkannya. Ini memberi Anda kesempatan untuk mempertimbangkan apakah Anda dapat berkomitmen untuk membantu mereka. (Yang juga penting adalah menanyakan orang tersebut detail tentang komitmen.)

Newman menyarankan untuk bertanya pada diri sendiri: “Seberapa stres ini akan terjadi? Apakah saya punya waktu untuk melakukan ini? Apa yang akan saya serahkan? Seberapa tertekan yang akan saya rasakan? Apakah saya akan kesal dengan orang yang bertanya ini?”

Memasukkan permohonan ke dalam “gudang” pikiran Anda dan membuat pertanyaan pada diri sendiri adalah kuncinya karena, seperti yang dikatakan Newman, sangat sering setelah Anda mengatakan ya atau membantu, Anda bertanya-tanya, “Apa yang saya pikirkan?” Saya tidak punya waktu atau keahlian untuk membantu.

Jika orang tersebut membutuhkan jawaban segera, “jawaban otomatis Anda bisa jadi tidak,” kata Newman. Itu karena “Setelah Anda mengatakan ya, Anda terjebak.” Dengan mengatakan tidak secara otomatis, “Anda membiarkan diri Anda sendiri untuk suatu pilihan” untuk mengatakan ya nanti jika Anda menyadari bahwa Anda mampu. Dan “Anda juga sudah mengeluarkannya dari daftar yang harus Anda lakukan atau tidak ingin lakukan.”

4. Tetapkan batas waktu.

Jika Anda setuju untuk membantu, “batasi kerangka waktu Anda,” kata Newman. Beri tahu orang tersebut bahwa “Saya hanya tersedia dari jam 10 pagi sampai 12 siang”, atau “saya akan melakukannya setelah pekerjaan saya selesai dan jam makan saya terpenuhi misalnya.

 5. Pertimbangkan apakah Anda sedang dimanipulasi.

Terkadang, orang jelas-jelas memanfaatkan Anda, jadi penting untuk berhati-hati terhadap manipulator dan penyanjung, kata Newman. Bagaimana Anda melihat mereka? Dia berkata, “Seringkali orang yang menyanjung Anda akan mengatakan [pernyataan seperti], ‘Oh, Anda sangat pandai membuat kue, maukah Anda membuat kue untuk ulang tahun anak saya?’ atau ‘Saya tidak tahu bagaimana menyusun rak buku ini, tapi Anda sangat berguna, dapatkah Anda membantu saya?’ ”

Kalimat klasiknya adalah “Tidak ada yang melakukan ini lebih baik dari Anda,” katanya. Selain itu, orang-orang ini “akan membujuk Anda untuk melakukan sesuatu atau mencoba memberi tahu Anda tentang ketersediaan Anda atau kerangka waktu Anda”. Pada dasarnya, sebelum Anda menyadarinya, mereka membuat keputusan untuk Anda.

 6. Katakan tidak dengan keyakinan.

“Tidak, pertama bagi siapa pun selalu yang paling sulit,” kata Newman. Tapi begitu Anda mengatasi masalah pertama itu, “Anda akan segera turun dari treadmill ya”. Juga, ingatlah bahwa Anda mengatakan tidak untuk alasan yang bagus. “Anda punya waktu untuk diri sendiri dan orang yang benar-benar ingin Anda bantu,” katanya.

 7. Pertimbangkan apakah itu sepadan.

Saat menegaskan diri sendiri, Newman menyarankan untuk bertanya pada diri sendiri, “Apakah itu benar-benar berharga?” Mungkin tidak ada gunanya memberi tahu atasan Anda tentang kebiasaannya yang menjengkelkan, tetapi ada baiknya memberi tahu teman Anda bahwa Anda tidak bisa makan siang karena Anda sangat sibuk.

 8.  Jangan langsung memberi alasan.

Sangat menggoda
untuk ingin mempertahankan keputusan Anda untuk mengatakan tidak kepada
seseorang sehingga mereka memahami alasan Anda. Tapi ini sebenarnya bumerang.
Menurut Newman, “Segera setelah Anda mulai menjelaskan, Anda memberi orang
lain banyak ruang gerak untuk kembali dan berkata, ‘Oh, Anda bisa melakukannya
nanti,’ ‘Anda bisa menyesuaikan jadwal Anda’ atau ‘Itu tidak sepenting itu.
seperti yang saya minta. ‘”

9. Tidak perlu meminta maaf – jika itu bukan salah Anda.

Orang yang menyenangkan cenderung menjadi pembela berantai, kata Tillman. Perhatikan saat Anda meminta maaf dan pertimbangkan apakah Anda benar-benar bersalah. Tanyakan pada diri Anda apakah Anda bertanggung jawab atas situasi tersebut, katanya. Biasanya jawabannya tidak.

10. Ingatlah bahwa mengatakan tidak ada manfaatnya.

Seperti yang dikatakan Newman, “Anda sebagai pribadi berhak atas waktu Anda dan Anda perlu istirahat dan menyegarkan diri untuk berada di sana untuk orang yang ingin Anda bantu.” Lihatlah mengatakan tidak sebagai kesempatan untuk menghabiskan waktu Anda melakukan apa yang Anda hargai dalam hidup Anda.

11. Tetapkan batasan yang jelas – dan tindak lanjuti.

“Kita semua memiliki batasan fisik atau emosional,” kata Newman, dan karena batasan ini, kami harus menetapkan batasan. Tanyakan pada diri Anda apa yang ingin Anda lakukan, dan jangan melampaui batas ini. Juga, jelaskan dalam mengomunikasikan batasan Anda. Katakan apa yang Anda pikirkan dan inginkan.

Membiarkan seseorang melangkahi batasan Anda tanpa menyuarakan rasa frustrasi Anda dapat menuntun Anda untuk “memendam perasaan negatif tentang seseorang ke titik ketika Anda meledak dan benar-benar menyakiti perasaan seseorang atau mengakhiri hubungan” sepenuhnya, “katanya.

12. Jangan takut akan dampaknya.

Orang yang memilih untuk menyenangkan hati (orang lain) sering khawatir bahwa setelah mereka mengatakan tidak, akibatnya akan menjadi bencana besar. Tapi seperti yang dikatakan Newman, “dampaknya tidak pernah seburuk yang kita pikirkan.” Faktanya, “biasanya sangat tidak signifikan”. Mengapa? Sebagai permulaan, “orang tidak memikirkan Anda sebanyak yang Anda pikirkan”. Biasanya setelah Anda mengatakan tidak, seseorang lebih fokus pada siapa yang akan mereka minta selanjutnya untuk membantunya daripada apa yang Anda sebut kekecewaan dan sebagainya.

13. Sadarilah bahwa Anda tidak bisa menjadi segalanya bagi semua orang.

Sekali lagi, orang yang ‘people pleaser’ selalu ingin membuat semua orang  senang. Meskipun Anda mungkin membuat seseorang bahagia untuk sementara, kata Newman, itu tidak berhasil dalam jangka panjang. Dan Anda bisa terluka dalam prosesnya. “Orang yang menghemat waktu dan tenaga serta tidak mengatakan ya kepada semua orang juga menyadari bahwa mereka tidak bisa membuat orang lain merasa bahagia”. 

Memerdekakan diri dari penjara “demi kesenangan” orang itu adalah sebuah tonggak kesuksesan. Itu bagian dari karakter kepemimpinan yang kuat dan penuh prinsip, penuh perhitungan dan kepercayaan diri. Ketika Anda gagal membuat diri Anda senang demi kesenangan orang lain, Anda tidak akan pernah mencapai sukses untuk diri Anda sendiri. Kata Ed Sheeran “I can’t tell you the key to success but the key to failure is trying to please everyone”. 

[BungRam-May-17-21]

Add Your Heading Text Here

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Bagikan supaya bermanfaat

On Flight

Travel & Explore the world

Mengengok Fakta Pendidikan di Afganistan

Sistem pendidikan di Afghanistan menghadapi banyak kendala akibat konflik dan perubahan struktur hukum negara tersebut. Pada tahun 2001, hanya 1 juta anak yang bersekolah di Afghanistan.

Bagaimana Kepala Sekolah Mengatasi Tantangan Perubahan Saat Ini?

Kepala sekolah harus menyadari bahwa setiap tahun ajaran berganti akan menghadirkan tantangan baru, kunci bagi para pemimpin sekolah adalah mengubah tantangan ini menjadi peluang positif. Oleh karenanya kesadaran akan sense of change ini perlu selalu muncul dan menjadi sebuah pola pikir berkembang, growth mindset.

Strategi dan Praktik Whole Brain Teaching

Pendekatan Whole Braing Teaching merupakan metode terpadu yang menggabungkan manajemen kelas yang efektif dan pendekatan yang baik secara pedagogis terhadap keterlibatan siswa yang efektif dengan berbagai populasi pembelajaran siswa yang telah diuji melalui 15 tahun penerapan di kelas. 

Youtuber Peduli Pendidikan di Papua

Seorang YouTuber dan streamer terkenal Indonesia Windah Basudara, yang berencana akan membangun sebuah sekolah alam di Papua, bernama “Sekolah Alam Bakti Toleransi”.

Explore and travel the world

On Trend

Popular Stories

Jelajah

Mengengok Fakta Pendidikan di Afganistan

Sistem pendidikan di Afghanistan menghadapi banyak kendala akibat konflik dan perubahan struktur hukum negara tersebut. Pada tahun 2001, hanya 1 juta anak yang bersekolah di Afghanistan.

Read More »
Pendidikan

Bagaimana Kepala Sekolah Mengatasi Tantangan Perubahan Saat Ini?

Kepala sekolah harus menyadari bahwa setiap tahun ajaran berganti akan menghadirkan tantangan baru, kunci bagi para pemimpin sekolah adalah mengubah tantangan ini menjadi peluang positif. Oleh karenanya kesadaran akan sense of change ini perlu selalu muncul dan menjadi sebuah pola pikir berkembang, growth mindset.

Read More »
Artikel

Strategi dan Praktik Whole Brain Teaching

Pendekatan Whole Braing Teaching merupakan metode terpadu yang menggabungkan manajemen kelas yang efektif dan pendekatan yang baik secara pedagogis terhadap keterlibatan siswa yang efektif dengan berbagai populasi pembelajaran siswa yang telah diuji melalui 15 tahun penerapan di kelas. 

Read More »
Inspiration

Youtuber Peduli Pendidikan di Papua

Seorang YouTuber dan streamer terkenal Indonesia Windah Basudara, yang berencana akan membangun sebuah sekolah alam di Papua, bernama “Sekolah Alam Bakti Toleransi”.

Read More »
Psikologi

Sejarah Psikologi

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari pikiran dan perilaku. Ilmu ini mencakup pengaruh biologis, tekanan sosial, dan faktor lingkungan yang memengaruhi cara orang berpikir, bertindak, dan merasa.
Psikologi awal berkembang dari filsafat dan biologi. Pembahasan tentang kedua subjek ini sudah ada sejak zaman para pemikir Yunani kuno, termasuk Aristoteles dan Socrates.

Read More »
Artikel

Tips Mengajarkan Murid Suka Menulis

Mengajarkan keterampilan menulis dengan pendekatan yang santai, kreatif, dan mendukung anak untuk berekspresi akan membuat mereka lebih mudah menulis dan menyukai kegiatan menulis.

Read More »
On Brand

Beauty Tips and Tricks

Mengengok Fakta Pendidikan di Afganistan

Sistem pendidikan di Afghanistan menghadapi banyak kendala akibat konflik dan perubahan struktur hukum negara tersebut. Pada tahun 2001, hanya 1 juta anak yang bersekolah di Afghanistan.

Bagaimana Kepala Sekolah Mengatasi Tantangan Perubahan Saat Ini?

Kepala sekolah harus menyadari bahwa setiap tahun ajaran berganti akan menghadirkan tantangan baru, kunci bagi para pemimpin sekolah adalah mengubah tantangan ini menjadi peluang positif. Oleh karenanya kesadaran akan sense of change ini perlu selalu muncul dan menjadi sebuah pola pikir berkembang, growth mindset.

Strategi dan Praktik Whole Brain Teaching

Pendekatan Whole Braing Teaching merupakan metode terpadu yang menggabungkan manajemen kelas yang efektif dan pendekatan yang baik secara pedagogis terhadap keterlibatan siswa yang efektif dengan berbagai populasi pembelajaran siswa yang telah diuji melalui 15 tahun penerapan di kelas. 

Youtuber Peduli Pendidikan di Papua

Seorang YouTuber dan streamer terkenal Indonesia Windah Basudara, yang berencana akan membangun sebuah sekolah alam di Papua, bernama “Sekolah Alam Bakti Toleransi”.

On Style

Glorious Fashion

Menengok Permasalahan Kesetaraan Gender Abad Ini

Kesetaraan gender telah menjadi isu global yang signifikan, dengan laporan terkini menyoroti tantangan yang sedang berlangsung dan area yang sangat membutuhkan kemajuan.

Beberapa momen dalam seajarah kehidupan sosial berkontribusi dalam memunculkan perdebatan tentang kesetaraan gender. 

10 Dampak Budaya Feodal Dalam Lembaga Pendidikan

Budaya feodal, yang didasarkan pada hierarki kekuasaan dan ketidaksetaraan sosial, dapat memberikan berbagai dampak negatif pada lembaga pendidikan.
Dalam pendidikan, budaya feodal dapat berwujud berupa ketimpangan layanan dan dikotomi dalam perlakuan, baik kepada siswa ataupun guru. Juga bisa terjadi dalam bentuk penyalahgunaan kekuasaan, otoritarianisme kepala sekolah atau pejabat tertinggi sekolah seperti yayasan.

Feodalisme dan Dampaknya Pada Aspek Kehidupan Masyarakat

Pada saat tidur, tubuh Anda berputar melalui empat tahap tidur. Siklus ini terjadi beberapa kali sepanjang malam untuk jangka waktu yang berbeda, masing-masing bervariasi dari 70 hingga 120 menit. Tahapan ini umumnya berulang sekitar empat hingga lima kali selama periode tidur 7 hingga 9 jam.

Polanya mencakup dua fase utama tidur: tidur non-rapid eye Movement (non-REM) dan tidur REM (rapid eye Movement). Empat tahap tidur tersebut meliputi tiga tahap tidur non-REM dan satu tahap tidur REM.

On Taste

Food & Drinks From Around the World

On Air

Watch Animag's Video Channel

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur acing elit alora sedo eiusmod tempor incididunt ut labore magna aliq.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *