Menerapkan Pembelajaran Berbasis Proyek #1

Menerapkan Pembelajaran Berbasis Proyek #1

Menyiapkan pembelajaran berbasis proyek di satuan pendidikan Sekolah Dasar tentu memiliki tantangan tersendiri. Guru dituntut mempersiapkan berbagai persiapan yang lebih komprehensif, terencana dan mampu berkolaborasi dengan siswa sebagai fasilitator.

Pembelajaran berbasis proyek – Project Based Learning (PBL) adalah metode pengajaran di mana siswa belajar secara aktif, terlibat dalam dunia nyata dan bermakna. Siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dengan waktu yang lama untuk menyelidiki dan menanggapi pertanyaan, permasalahan, atau tantangan yang otentik, menarik, dan kompleks.

Dalam melaksanakan PBL dibutuhkan pemikiran kritis, pemecahan masalah, kolaborasi, dan berbagai bentuk komunikasi. Untuk menjawab pertanyaan yang mendorong dan menciptakan pekerjaan berkualitas tinggi, siswa perlu melakukan lebih dari sekadar mengingat informasi. Mereka perlu menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan belajar bekerja sebagai tim.

Sesungguhnya tantangan tersebut menjadi sebagian besar problematika para guru di sekolah-sekolah dalam mengimplementasikan PBL.

PBL yang sukses menuntut guru untuk bertindak sebagai motivator bagi siswa dalam belajar mereka. Pergeseran dalam kontrol kelas dapat menyebabkan kekhawatiran dan kebutuhan untuk penyesuaian bagi guru dan peserta didik. Melalui penggunaan instruksi yang seimbang, meningkatkan jumlah pilihan siswa, dan menyediakan perancah yang tepat, pergeseran instruksional ini menjadi lebih mudah untuk dinavigasi dan menciptakan peluang untuk berhasil menerapkan PBL

Apa manfaat dan peluang menggunakan PBL di kelas?

Pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar pada prinsipnya masih dalam koridor aktifitas belajar yang mengutamakan pendekatan konkret, berbasis inkuiri, mengoptimalkan  kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Melalui implementasi PBL ini, guru akan mengasah tingkatan taknosomi pengetahun anak lebih dari sekedar menghafal (level paling rendah).

Di mana selama ini kita sering mendapati pola belajar di tingkat SD cenderung padat dengan aktifitas menghafal. Sehingga kemampuan anak dalam memahami konsep, mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks kehidupan sehari-hari, menganalisis, mengevaluasi hingga menciptakan karya dan kreasi yang relevan masih sulit diwujudkan.

Oleh karenanya mengimplementasikan PBL dalam pembelajaran akan memberikan manfaaat dan  peluang  sebagai berikut:

  1. Terciptanya suasana belajar yang lebih menantang.
  2. Menggali kemampuan anak di berbagai ranah pembelajaran.
  3. Menempatkan mereka sebagai subjek pembelajaran, pusat aktifitas belajar yang mengarah kepada kemampuan belajar secara mandiri, kreatif serta mampu berpikir kritis.
  4. Terrciptanya peluang belajar dalam tim kolaboratif.
  5. Mengajak siswa tertarik untuk terlibat aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.
  6. Memfasilitasi penilaian formatif lebih baik dan menarik.
  7. Memfasilitasi siswa belajar secara otentik.

PBL meningkatkan kesempatan yang lebih tinggi bagi  guru untuk membekali siswa dengan keterampilan abad ke-21. Membantu peserta didik beradaptasi dengan masyarakat yang berubah dengan cepat. Dengan implementasi PBL ini, penting bagi administrator untuk mengetahui cara mendukung guru mengimplementasikannya.

Maka sebaiknya guru mulai sering mendiskusikan berbagai sumber-sumber bahan proyek untuk dilakukan bersama peserta didik, mengkoordinasikan teknisnya dengan administrator sekolah, melengkapi sarana dan prasrana yang memadai.                 

 

  [BungRam-07032022]

Bagikan supaya bermanfaat

Recomended

Explore

Kesenjangan Digital dan Literasi

Kesenjangan digital sebagai tantangan utama dalam literasi saat ini, menyoroti pentingnya akses dan keterampilan teknologi untuk meningkatkan kemampuan membaca dan memahami informasi di era digital.
Mengatasi kesenjangan digital adalah langkah penting dalam meningkatkan literasi di masyarakat. Dengan menjembatani kesenjangan ini, kita tidak hanya meningkatkan kemampuan individu untuk membaca dan menulis, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi warga negara yang lebih terinformasi dan terlibat.

Memahami Down Sindrom pada Anak: Tips untuk Orang Tua

Down Sindrom, atau yang dikenal juga sebagai trisomi 21, adalah kondisi genetik yang terjadi akibat adanya salinan ekstra dari kromosom 21. Anak dengan Down Sindrom  memerlukan perhatian khusus dalam pengasuhan. Mereka mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan, tetapi dengan dukungan yang tepat, mereka dapat belajar keterampilan sosial, motorik, dan bahasa.

Keberadaan Hutan Hujan Tersembunyi di Indonesia

Hutan hujan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Mereka berfungsi sebagai penyerap karbon, membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Menurut data dari World Resources Institute, hutan hujan tropis menyerap sekitar 1,1 miliar ton karbon dioksida setiap tahun.

Kontroversi Pemberlakuan Kembali Ujian Nasional

Pemberlakuan Ujian Nasional memiliki dampak yang signifikan terhadap siswa dan sekolah. Di satu sisi, UN dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat dan meningkatkan prestasi akademik. Namun, di sisi lain, tekanan psikologis yang ditimbulkan oleh UN dapat menyebabkan stres yang berlebihan pada siswa. Penelitian menunjukkan bahwa banyak siswa mengalami kecemasan yang tinggi menjelang ujian, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *