Tips Menghadapi Orang Yang Ke ‘PeDe-an’ dan Arogan

Generic selectors
Exact matches only
Search in title
Search in content
Post Type Selectors

Tips Menghadapi Orang Yang Ke ‘PeDe-an’ dan Arogan

Mungkin Anda pernah mengalami situasi saat berbicara dengan orang yang nampak mengetahui banyak hal, bahkan cenderung sok tahu. Atau Anda pernah berdiskusi dengan orang yang sangat percaya diri dengan apa yang ia katakan dan argumen yang disampaikan. Tidak mau menerima argumen lain, dan cenderung memandang pendapat selainnya tidak benar. Anda akan berpikir bahwa apakah orang tersebut tipe yang percaya diri, atau bahkan over confidence,  atau ia tipe yang sok merasa hebat, arogan.

Di sebuah pertemuan juga Anda mungking pernah mendapati seorang yang selalu menyampaikan pesan seolah-olah ia melakukan banyak hal yang hebat, menyebutkan posisinya di luar komunitas Anda bahwa dia orang yang penting. Namun kemudian Anda mendengarkan isi pembicaraannya tidak bermutu, banyak cerita fiktif dan ungkapan merasa paling benar.

Dalam beberapa kondisi tipe perilaku tersebut bisa menandakan bahwa orang itu sangat percaya diri, dan mungkin ‘over’. Atau bisa jadi orang itu justru sedang berusaha menutupi kelemahannya dengan bertindak sok hebat dan juga arogan.

Berikut tips membedakannya dan bagaimana cara menghapai tipe orang dengan dua perilaku tersebut;

Pertama, orang yang percaya diri tahu nilai dan kemampuan mereka. Mereka tidak perlu merendahkan orang lain untuk merasa nyaman dengan diri mereka sendiri. Mereka mungkin terlalu menilai diri mereka sendiri, berusaha menjadi yang terbaik yang mereka bisa, tetapi mereka tidak mengukur nilai mereka terhadap kinerja orang lain. Orang yang ke ‘PeDean’ lebih banyak menunjukkan sikap mampu atau merasa lebih atas apa yang ia capai, ia tidak menunjukkan sikap merendahkan yang lain, karena ia sudah merasa berada di atas yang lain, dan tidak peduli dengan perbandingan.

 

Jadilah aman dengan dengan batin Anda sendiri. Cara terbaik untuk menghadapi orang yang terlalu percaya diri adalah menemukan rasa aman batin Anda sendiri. Ketika Anda dapat menemukan kepercayaan diri Anda sendiri, tidak ada yang dikatakan atau dilakukan oleh orang yang over confidence yang akan melemahkan Anda. Mereka mungkin tidak dapat berhubungan dengan Anda dan bahkan mungkin mengatakan hal-hal yang menjengkelkan atau kejam, tetapi Anda selalu dapat mengabaikannya saat Anda merasa aman dengan diri sendiri.

Kedua, sikap arogan seringkali menjadi penutup dari rasa kurang percaya diri . Sedangkan kepercayaan diri berasal dari pengukuran diri (bagaimana saya lakukan dibandingkan dengan terakhir kali), arogansi berasal dari pengukuran lain (bagaimana saya lakukan dibandingkan dengan orang lain). Mereka takut dianggap tidak kompeten. Mereka memandang orang lain kurang dari atau lebih baik dari dan harus menjatuhkan orang lain yang berbeda pandangan atau menentang ide mereka. Setiap percakapan adalah ujian atau kesempatan untuk menjadi pintar dan benar.

Menghadapi tipe orang yang seperti itu, Anda tidak perlu mendebat pendapatnya. Dengarkan untuk sebentar waktu apa yang menjadi pikirannya dan menjadi keinginannya untuk dipandang sebagai sesuatu yang hebat. Karena ia menginginkan perbandingan yang tidak sebanding, Anda dapat memberikan contoh lain orang yang lebih hebat yang mungkin ia kenal. Orang arogan sesungguhnya memiliki banyak kelemahan di balik sesuatu yang ia banggakan. Carilah sisi lain yang dapat Anda angkat untuk menunjukkan bahwa ia sebenarnya tidak hebat. Atau jika itu akan menjebak Anda kepada pembicaraan yang tidak manfaat, pamit lalu tinggalkan.

Ketiga, orang yang percaya diri tidak perlu memproyeksikan kemampuannya, ia bertindak berdasarkan keyakinannya. Namun orang yang over convidence ia tetap ingin menunjukkan kemampuannya untuk diakui, meski dalam beberapa situasi orang lain tau hasil yang ditunjukkan biasa-biasa saja. Sementara orang yang sombong perlu memproyeksikan keunggulan agar dianggap kredibel atau berharga. Sikap arogan memaksa pribadi ingin dipandang sempurna dan hebat, jika perlu ia terus membuat perbandingan dengan orang lain yang jelas tidak setara. Lebih parah lagi ia membandingkan sesuatu yang tidak relevan atau sepadan – apple to apple.

Orang yang over convidence seringkali merasa tidak aman, dan mereka menutupi rasa tidak aman mereka dengan mendominasi dan mengendalikan orang lain. Sebagaimana orang yang arogan,  merasa sulit untuk mengakui bahwa mereka salah, dan mereka sering berpegang teguh pada keyakinan bahkan di hadapan bukti bahwa itu sudah ketinggalan zaman atau salah.

Untuk situasi itu, Anda dapat mengomunikasikan pandangan Anda dengan berbagai argumen yang lebih baik dan relevan. Anda perlu memberikan perspektif yang lebih maju dan kontekstual. Orang yang sombong sering tidak menggunakan nalar kritisnya. Oleh karenanya ia sulit mengetahui perspektif yang beragam.

Keempat, jika Anda tidak mendukung ide atau tindakan mereka, orang yang sombong akan bereaksi secara agrresif. Tanggapan mereka akan dibumbui dengan sikap merendahkan, atau ia akan memecat Anda (jika Anda sebagai bawahannya), ia akan  mendengarkan dan mengalihkan perhatiannya ke tempat lain sebagai permainan kekuasaan.

Cara menghadapinya, jangan terikat agar ide-ide Anda diterima. Jika diberi kesempatan untuk membagikan pemikiran Anda, jangan mengharapkan kesepakatan. Anda hanya akan kecewa atau frustrasi. Bahkan jika mereka melihat nilai dalam kata-kata Anda, mereka tidak akan menghargai Anda jika mereka merasa itu akan membuat mereka merasa kurang pintar atau penting dari Anda.

Saat Anda merasa kesal, hindari memulai kalimat Anda dengan kata-kata yang menantang seperti “jelas”, atau “jelas”, atau memberi label dengan mengatakan bahwa itu tidak profesional, salah, atau keras kepala. Anda hanya akan menyulut api.

Jika ada kesempatan, sebutkan sumber ide Anda atau pengalaman tertentu yang Anda miliki yang membentuk opini Anda. Mereka mungkin berdebat dengan Anda, tetapi setidaknya Anda memberi landasan untuk keyakinan dan pengetahuan Anda.

 

Lepaskan kebutuhan Anda untuk didengarkan. Nyatakan perspektif Anda dengan bersih tanpa memaksakan untuk menjadi benar. Jika mereka mengatakan Anda salah dan tidak percaya Anda melihat hal-hal seperti itu, katakan dengan sopan, “Saya mengerti kami tidak setuju. Mari kita lanjutkan. Kemudian ubah topik pembicaraan atau tinggalkan. [Ram-16022023]

Bagikan supaya bermanfaat

Bagaimana mengajarkan anak untuk memiliki Growth Mindset?

Explore

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *