Bagaimana Kepala Sekolah Mengatasi Tantangan Perubahan Saat Ini?
Kepala sekolah harus menyadari bahwa setiap tahun ajaran berganti akan menghadirkan tantangan baru, kunci bagi para pemimpin sekolah adalah mengubah tantangan ini menjadi peluang positif. Oleh karenanya kesadaran akan sense of change ini perlu selalu muncul dan menjadi sebuah pola pikir berkembang, growth mindset.
Saat ini tantangan dalam dunia pendidikan berkembang seiring dengan banyaknya perubahan secara nasional maupun global. Para kepala sekolah harus menyadari bahwa setiap tahun ajaran berganti akan menghadirkan tantangan baru, kunci bagi para pemimpin sekolah adalah mengubah tantangan ini menjadi peluang positif. Oleh karenanya kesadaran akan sense of change ini perlu selalu muncul dan menjadi sebuah pola pikir berkembang, growth mindset.
Pendidikan, mau tidak mau harus menjadi bagian penting dalam mengelola berbagai tantangan dan peluang menghadapi perubahan, secara kongkret menyangkut bidang teknologi, sosial, maupun ekonomi.
Paling tidak, ada lima area yang perlu diidentifikasi dan dijadikan tantangan untuk menguatkan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Sekolah di era perubahan ini:
1. Perkembangan teknologi AI dan ChatGPT
Berbicara tentang AI dan ChatGPT, tentu kita tahu mengenai perdebatan dan kontroversi dampaknya terhadap dunia pendidikan, namun mencoba memfokuskan percakapan di sekitar pedagogi, instruksi, dan penilaian, alih-alih memikirkan tentang bahaya yang dapat ditimbulkan teknologi dan platform tersebut, misalnya, guru dapat melihat banyak peluang bagaimana alat tersebut mengubah cara menyajikan informasi atau cara menilai kemajuan siswa. Kepala sekolah dapat memanfaatkannya dalam mengembangkan sumber informasi yang cepat dan memberikan fasilitasi berpikir kreatif melalui forum yang memberdayakan guru di sekolah.
2. Pengelolaan anggaran sekolah yang mengutamakan efisiensi dan berorientasi pengembangan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Sekolah
Anggaran sekolah yang disediakan pemerintah cukup besar dari Total APBN. Masih banyak pengamat yang menilai bahwa penyerapan anggaran tersebut sangat tidak optimal. Yang paling kontras adalah masalah gaji tenaga pendidik honorer atau swasta yang masih di bawah standar kesejahteraan umum di era sekarang. Kemudian pemanfaatan anggaran untuk pengembangan skill tenaga pendidik dan kependidikan serta pengembangan keterampilan vokasi dan layanan Pendidikan inklusi.
3. Kultur sekolah yang aman dan berorientasi kepada kesejahteraan siswa dan guru
Menciptakan kultur sekolah yang aman dan nyaman saat ini menjadi prioritas bagi semua sekolah, karena meningkatnya aksi bullying dan kekerasan di kalangan anak muda serta antar siswa, jika tidak ditangani secara komprehensif, dan secara kolaboratif menekan berbagai akar masalahnya, maka kesejahteraan siswa menjadi ancaman yang serius di masa mendatang.
Kemudian kesejahteraan guru yang menyangkut pengembangan professional berkelanjutan perlu menjadi perhatian serius dan diproyeksikan kepada program yang sistemastis, agar kualitas pendidikan meningkat dan berkembang lebih baik.
4. Kesetaraan dalam menggunakan platform berbasis digital
Kesetaraan dalam menggunakan platfrorm digital saat ini perlu diperhatikan, bukan hanya tentang akses ke perangkat, tetapi tentang kemampuan untuk menggunakannya dan ketersediaan semua alat yang diperlukan. Ini bisa mendukung kreatifitas, kemampuan berpikir lebih maju. Kemudian secara terencana, sekolah perlu mengembangkan kurikulum khusus tentang kewarganegaraan digital – digital citizenship.
5. Keamanan akses online untuk menghindari cyber bullying
Sekolah perlu memberikan pengetahuan yang cukup tentang literasi digital. Melalui kesadaran dan peningkatan literasi digital, seluruh siswa dan guru akan memiliki sikap yang baik dan pemikiran kritis serta empati yang tinggi dalam menggunakan media sosial dan berbagai aktifitas akses online, untuk menncegah banyak terjadi cyber bullying.