Tips Mengajarkan Murid Suka Menulis

Tips Mengajarkan Murid Suka Menulis

Generic selectors
Exact matches only
Search in title
Search in content
Post Type Selectors

Anak sudah mampu menulis, tapi mereka kesulitan saat diminta menulis karangan walau satu halaman buku!

Mengajarkan keterampilan menulis dengan pendekatan yang santai, kreatif, dan mendukung anak untuk berekspresi akan membuat mereka lebih mudah menulis dan menyukai kegiatan menulis.

Guru perlu memulai dengan dasar-dasar keterampilan menulis yang meliputi berbagai aspek penting untuk mengembangkan kemampuan menulis anak dengan efektif.

Guru perlu memperhatikan beberapa elemen dasar dalam keterampilan menulis berikut ini:
1. Keterampilan Bahasa:

Pemahaman tentang tata bahasa, kosakata, struktur kalimat, ejaan, dan tanda baca merupakan fondasi utama dalam menulis. Tanpa pemahaman yang kuat tentang bahasa, tulisan cenderung sulit dipahami.

2. Organisasi dan Struktur:

Keterampilan menulis melibatkan kemampuan untuk menyusun ide dengan logis dan teratur. Ini termasuk memiliki pengantar, pengembangan ide di bagian tubuh teks, serta kesimpulan.

3. Kreativitas dan Pemikiran Kritis:

Menulis membutuhkan kemampuan untuk berpikir secara kritis dan kreatif. Penulis harus mampu menghasilkan ide-ide baru, mengeksplorasi perspektif yang berbeda, dan menarik kesimpulan yang bermakna.

4. Koherensi dan Kohesi:

Keterampilan ini berkaitan dengan bagaimana kalimat dan paragraf saling berhubungan dengan baik, sehingga tulisan menjadi mudah dipahami. Koherensi memastikan ide-ide tersusun dengan baik, sedangkan kohesi merujuk pada hubungan antar kalimat dan paragraf.

5. Penyesuaian dengan Audiens dan Tujuan:

Penulis yang baik harus mampu menyesuaikan gaya penulisan dengan audiens dan tujuan penulisan. Misalnya, tulisan akademik berbeda dengan tulisan kreatif atau artikel di media sosial.

6. Revisi dan Penyuntingan:

Menulis bukan hanya tentang menghasilkan draf pertama, tetapi juga melibatkan proses revisi dan penyuntingan untuk memperbaiki kesalahan, memperjelas ide, dan menyempurnakan struktur.

 
Bagaimana pandangan pakar tentang keterampilan menulis? 
  • Graham dan Harris (2005) berpendapat bahwa menulis adalah proses yang kompleks yang melibatkan pemikiran, perencanaan, penulisan, dan revisi. Mereka menekankan pentingnya strategi eksplisit dalam mengajarkan keterampilan menulis, terutama dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk merencanakan dan mengatur tulisan mereka.
  • Donald Graves (1983), pelopor pendekatan writing workshop, menyatakan bahwa menulis adalah cara untuk mengungkapkan diri dan berkomunikasi. Dia menekankan pentingnya menyediakan waktu bagi siswa untuk menulis dan mengeksplorasi ide-ide mereka tanpa terlalu dibatasi oleh aturan formal pada tahap awal.
  • Lucy Calkins(1981), pendiri Teachers College Reading and Writing Project menekankan bahwa menulis bukan hanya soal produk akhir, tetapi juga tentang proses. Dia memperkenalkan model Writer’s Workshop di mana guru berperan sebagai mentor dan siswa diajak untuk mengalami seluruh proses menulis, dari perencanaan hingga publikasi.
Tahapan dalam mengajarkan menulis
 
1. Pramenulis: Anak belajar merencanakan apa yang akan mereka tulis. Bisa dengan membuat peta pikiran atau daftar ide.
 

2. Menulis Draf: Dorong mereka untuk menulis draf awal tanpa terlalu memikirkan kesalahan.

3. Revisi: Ajari mereka pentingnya mengedit dan memperbaiki tulisan setelah draf pertama selesai.
 

4. Publikasi: Memberikan kesempatan untuk menampilkan hasil tulisan mereka, baik melalui pameran kelas, buku kecil, atau media lain yang memungkinkan.

5. Berikan Umpan Balik yang Positif
Fokuskan umpan balik pada hal-hal yang positif terlebih dahulu, seperti ide yang kreatif atau upaya untuk mengembangkan tulisan. Setelah itu, ajak mereka memperbaiki hal-hal teknis dengan cara yang mendukung dan mendorong.
 
6. Gunakan Teknologi atau Media Kreatif
Gunakan media yang anak-anak sukai, seperti aplikasi menulis, blog, atau bahkan membuat buku cerita digital. Ini membantu mereka melihat menulis sebagai kegiatan yang relevan dan menyenangkan.
Coba latih anak mulai menulis dengan prompt ‘low stakes’ tanpa merasa tertekan:
  • “Hari ini kamu merasa senang datang ke sekolah, karena…..”
  • “Aku merasa senang jika bu guru….”
  • “Hal-hal yang aku tidak sukai dari kucing adalah…”
  • “Aku berharap guruku tahu bahwa…”
  • “Hal-hal apa saja yang menurut kamu diketahui semua anak tetapi tidak diketahui orang dewasa?” 
  • “Jelaskan rutinitas yang sering atau selalu kamu lakukan (di pagi hari, saat tiba di rumah, saat akhir pekan, dll.)
  • “Adakah teman kamu di rumah atau di sekolah yang menyenangkan/menyebalkan? Mengapa?”
  • “Aku tidak akan pernah melupakan pada hari itu…..” 
  • “Ceritakan mimpi kamu yang paling seru saat tidur!”
———————– 

Referensi:
https://ssrlsig.org/wp-content/uploads/2018/02/graham-_-harris-2000-the-role-of-self-regulation-and-transcription-skills-in-writing.pdf
https://richardwalkerteachingportfolio.wordpress.com/wp-content/uploads/2011/01/five-elements-of-good-writing.pdf
https://www.academia.edu/4797573/The_Art_of_Teaching_Writing_By_Lucy_Calkins_A_Discussion_
Guide_for_Principals
https://www.readandspell.com/how-to-improve-writing-skills-for-kids
https://www.edutopia.org/article/54-excellent-low-stakes-writing-prompts

Bagikan supaya bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *