Gimmick Dalam Debat, Trik Menutupi Ketidakmampuan Diri?

Generic selectors
Exact matches only
Search in title
Search in content
Post Type Selectors

Gimmick Dalam Debat, Trik Menutupi Ketidakmampuan Diri?

Pada debat capres cawapres keempat kemarin, penonton debat menyaksikan aksi Gibran Rakabuming Raka yang mempraktikkan seolah-olah sedang mencari sesuatu. Sambil menletakkan tangannya di depan kepala, Gibran menggerakkan kepalanya ke bawah dan keatas, kemudian berkata “saya lagi nyari jawabannya Prof. Mahfud. Saya nyari-nyari di mana  ini jawabannya. Kok gak ketemu jawabannya.”

Aksi Gibran tersbut mendapat sorotan dan kritikan dari para netizen. Hingga keluar trending kata ‘songong’ di aplikasi X.  Kemudian aksi Gibran tersebut dibalas oleh Prof. Mahfud dengan tidak menjawabnya, karena baginya itu adalah pertanyaan receh yang tidak perlu dijawab.

Sebelum debat cawapres ini, sebelumnya Prabowo pernah juga melakukan aksi gimmick lewat ungkapan “omon-omon”.  Kalimat itu kemudian menjadi trending juga di dunia maya. Oleh karenanya pasangan capres 02 itu mendapat sorotan, dan tidak sedikit hujatan.

Mengapa ada gimmick dalam debat pilpres? 

Gimmick adalah fitur atau perangkat unik atau tidak biasa yang digunakan untuk menarik perhatian atau mempromosikan produk atau layanan. Gimmick juga seringkali digunakan sebagai alat pemasaran untuk menciptakan tampilan yang berkesan dan khas di depan orang lain. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gimik atau gimmick adalah sesuatu (alat atau trik) yang digunakan untuk menarik perhatian. Gimmick istilah umum merujuk kepada pemanfaatan kemasan, tampilan, alat tiruan, serangkaian adegan untuk mengelabui, memberikan kejutan, menciptakan suatu suasana, atau meyakinkan orang lain.

Gimmick bisa berbentuk fisik atau digital, dan bisa dalam berbagai bentuk, seperti slogan yang menarik, logo yang mencolok, atau tampilan yang menarik perhatian. Meskipun gimmick bisa efektif dalam membuat impresi dan sensasi, juga gimmick sering kali dikritik karena dangkal dan kurang substansi.

Apa yang dilakukan Gibran yang oleh pengamat dipandang aksi melecehkan dan tidak sopan, namun bisa jadi menurut pendukungnya adalah sebuah trik untuk menunjukkan kemampuan debat dan menunjukkan keunggulan dibanding lawan debatnya.

Trik menutupi ketidakmampuan dalam menjawab pertanyaan

Saat debat antar cawapres yang pertama, Gibran melakukan bagian dari gimmick untuk menunjukkan bahwa dirinya lebih paham daripada Cak Imin tentang istilah SGIE. Padahal saat Cak Imin mengatakan jujur dirinya tidak memahami kepanjangan sari huruf singkatan itu, Gibran menyudutkan dengan nada merendahkan. 

Dari kejadian itu, banyak pengamat menyimpulkan, baik Prabowo ketika melakukan gimmick dengan kata dan mimik wajah, lalu Gibran dengan gimmick aksi mencari sesuatu adalah cara mereka menutupi ketidakmampuan berdebat dengan cara-cara yang baik sebagai “orang pilihan”. 

Ajang debat pilpres adalah momen terpenting setiap masyarakat, pendukung, maupun lainnya untuk memastikan calon dukungan mereka memiliki visi misi yang baik sesuai harapan, serta memberikan arah kemajuan untuk bangsa. Melalui ajang debat seorang calon presiden harus menujukkan kualitas kepemimpinannya, ketangkasaannya dalam berpikir, berargumen dan menjelaskan bagaimana strateginya untuk mengatasi persoalan negeri yang sangat kompleks ini.

Selain etalase panggung debat, kemampuan calon presiden tentu diuji dengan kecerdasannya membuat arah kebijakan melalui paparan dan dialog langsung dalam safari politik di masa kampanye. Karena itu lah kemampuan berpikir substantif, strategik adalah modal penting yang harus melekat pada diri seorang pemimpin. Bukan gimmick!

Bagikan supaya bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *